Naskah Puisi Mata Luka Sengkon Karta

Puisi Mata Luka Sengkon Karta
Puisi Mata Luka Sengkon Karta

simonol.com Naskah Puisi Mata Luka Sengkon Karta, Berikut naskah puisi Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizche yang sempat viral dibawakan oleh Peri Sandi Huizche sang penyair asal Sukabumi pada 2017 silam.

Untuk diketahui, Peri Sandi ini muncul ke permukaan setelah sukses membacakan Puisi miliknya yang berjudul Mata Luka Sengko Karta di Teather Ketjil TIM. Penampilan Peri pun diabadikan melalui kanal youtube Fadli Zon yang dirilis pada 8 Juli 2017 lalu.

Bacaan Lainnya

Baca juga: 10 Puisi Tentang Ayah Yang Singkat Namun Menyentuh

Video tersebut kemudian viral, dan banyak direpost oleh netizen untuk kembali di kumandangkan disaat hari Pancasila 1 Juni.

Berikut Naskah Puisinya

Mata Luka Sengkon Karta, karya Peri Sandi Huizache

Serupa maskumambang

Pupuh mengantarkan wejangan hidup

Kecapi dalam suara sunyi menyendiri

Pupuh dan kecapi membalut nyeri

Menyatu dalam suara genting

Terluka, melukai, menganga akibat ulah manusia

 

Terengah-engah dalam tabung dan selang

Aku, seorang petani bojong sari

Menghidupi mimpi dari padi yang ditanam sendiri

Kesederhanaan panutan hidup

Dapat untung dilipat dan ditabung

 

1974 tanah air yang kucinta

Berumur 29 tahun

Waktu yang muda bagi berdirinya sebuah negara

Lambang garuda dasarnya Pancasila

Undang-undang 45

Merajut banyak peristiwa

Peralihan kepemimpinan yang mendesak

Bung karno diganti pak harto

Dengan dalih keamanan negara

Pembantaian enam jendral satu perwira

Enam jam dalam satu malam

Mati di lubang tak berguna

Tak ada dalam perang maha barata

Bahkan disejarah dunia

Hanya disejarah Indonesia

Pemusnahan golongan kiri

PKI wajib mati

Pemimpin otoriter repelita

Rencana pembanguna lima tahun

Bisa jadi rencana pembantaian lima tahun

Di tahun-tahun berikutnya

Kudapati penembak misterius

Tak ada salah apa lagi benar

Tak ada hukum negara

Pembantaian dimana-mana

Diburu sampai got dor

Di mulut dor, di kepala, diikat tali

Dikafani karung

Penguasa punya tahta

Yang tidak ada bisa diada-ada

 

Ehhhhh….

 

Akulah sengkon yang sakit

Berusaha mengenang setiap luka

Didada, di punggung

Di batuk yang berlapis tuberculosis

Malam jumat 21 Nopember 1974.

 

Setiap malam Jum’at

Yasin dilantunkan dengan hikmat

Bintang-bintang berzikir dengan kedipannya

Suara-suara binatang melengkingkan pujian untuk Tuhan

Istriku masih mengenakan mukenah,

Mengambilkan minum dari dapur

Dikejahuan terdengar warga desa gaduh

Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

Adili saja si keluarga rombong itu

aaaaaaaaaaaaaaaa

Usir saja dari kampung sini

Bakar saja rumahnya

Di lubang bilik ada banyak obor dan petromax menyala meneriakan tegas

Saudara segkon, saudara sudah dikepung Abri

Kalau mau selamat menyerahlah

Saudara tidak bisa kabur

Angkat tangaaaaaaaaaaaaaaaan!

Kesimpulan

Demikian naskah puisi lengkap Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizche, semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Pos terkait